Rabu, 14 November 2012

Mencuci Tangan Lebih Ampuh Daripada Obat


 

Persoalan mencuci tangan di Indonesia masih dianggap hal remeh temeh yang sering diabaikan. Padahal, mencuci tangan terbukti lebih efektif mengontrol virus dibandingkan obat. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal The Cochrane Library yang mengatakan bahwa mencuci tangan dengan sabun dan air adalah cara paling sederhana dan efektif untuk menahan penyebaran virus dan bakteri, mulai dari virus penyebab flu, bakteri penyebab diare, hingga virus dan bakteri yang mematikan seperti penyebab Hepatitis A.
Kuman-kuman yang berkembang di sekitar kita berukuran sangat kecil. Kuman penyebab penyakit tersebut dapat masuk ke dalam tubuh saat tangan yang tidak bersih menyentuh hidung, mulut, atau luka yang terbuka. Mencuci tangan dengan benar akan sangat mengurangi kesempatan menjalarnya kuman-kuman penyakit masuk ke dalam tubuh kita.
Kebiasaan mencuci tangan yang sering dilakukan adalah dengan membasahi telapak tangan atau sekedar mencuci ujung jari. Kebanyakan anak-anak diajarkan mencuci tangan hanya sebelum makan nasi. Inilah kebiasaan salah yang dilakukan keluarga kita. Mencuci tangan bukanlah membasahi melainkan menggosok. Mencuci tangan yang benar adalah menggosok kedua belah tangan dari pergelangan hingga ujung jari dengan sabun dan air mengalir. Mencuci tangan tidak hanya setelah dan sebelum makan tapi juga pada kondisi-kondisi lain.
Berikut 10 kondisi wajib mencuci tangan :
1. SEBELUM mempersiapkan dan menyantap makanan
2. SEBELUM mengobati luka dan merawat orang sakit
3. SEBELUM menggunakan atau melepaskan lensa kontak (contact lenses)
4. SESUDAH dari kamar mandi dan kamar kecil
5. SESUDAH memasak makanan mentah, seperti daging, ayam, atau ikan.
6. SESUDAH mengganti popok
7. SESUDAH bersin atau batuk
8. SESUDAH bermain atau menyentuh binatang
9. SESUDAH mengurus sampah
10. SESUDAH merawat orang sakit
Lalu, bagaimana cara mencuci tangan?
1. Gunakan sabun.
2. Mencuci tangan di bawah air yang mengalir.
3. Cuci seluruh permukaan tangan, termasuk pergelangan, telapak, punggung tangan, jari-jari, dan di bawah kuku.
4. Keringkan tangan dengan handuk dengan cara menepuk-nepukkan handuk atau lap tangan, hindari menggosok agar kulit tidak merekah dan pecah, gunakan handuk sekali pakai jika memungkinkan.
Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun sangat diperlukan. Derasnya air yang mengalir mampu membersihkan kuman. Berbeda dengan mencuci tangan dalam tembala atau kobokan. Praktek mencuci tangan seperti itu tidak dianjurkan karena air dalam keadaan diam dan digunakan untuk mencuci tangan yang kotor justru menjadi tempat berkumpulnya kuman penyakit dan menempel lagi saat tangan diangkat dari wadah tersebut. Membersihkan tangan dengan sabun membantu untuk melepaskan lemak, minyak, dan protein di mana zat-zat ini merupakan bagian dari kotoran organic.
Cara lain yang popular dilakukan adalah membersihkan tangan menggunakan cairan antiseptik berisi alkohol atau non alkohol. Namun, cairan pembersih tangan berbahan dasar alcohol tidak efektif membunuh bacteria lain seperti e-coli penyebab diare dan salmonella penyebab demam tipus. Mencuci tangan dengan antiseptik baru dianjurkan apabila keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengakses air dan sabun, seperti dalam ketika dalam perjalanan. Selain dengan antiseptik, juga dikembangkan mencuci tangan menggunakan tisyu basah. Beberapa tisyu basah telah mengandung wewangian beralkohol, antibakteri, dan minyak almond agar kulit tangan tidak kering. Namun, menurut Hendrawan Nadesul (Wikipedia, 2009), tisyu basah tidak baik untuk mencuci tangan karena hanya mengembalikan kuman bolak-balik di tangan.
Bagaimanapun, mencuci tangan telah menjadi obat terampuh untuk mengelak dari penyakit-penyakit berbahaya yang disebabkan oleh virus dan bakteri. Mencuci tangan yang benar dan terbaik adalah mencuci seluruh tangan hingga ke bawah kuku dengan sabun dan air mengalir .
(BERBAGAI SUMBER / NILNA RAHMI ISNA)

INDONESIA SEHAT

Senin, 12 November 2012

SUSUNAN EMERGENSI RESPON KECELAKAAN KERJA


AN
SUSUNAN ORGANISASI TANGGAP DARURAT KECELAKAAN INDUSTRI MINIMUN MELIPUTI
1. KETUA .
2. KOORDINATOR
 OPERASIONAL.
3. SATUAN-SATUAN PETUGAS / SATGAS : ( PENGAMANAN, PEMADAM KEBAKARAN, MEDIS, SAR, EVAKUASI, KOMUNIKASI, INVEBTARISASI DAN PERBAIKAN ).
URAIAN TUGAS SATGAS TANGGAP DARURAT
I. KETUA :

Mengkoordinir penanggulangan bencana di Unit Kerjanya (pabrik, kantor)
Memberikan keputusan pemberhentian Pabrik/Instalasi.
Melaporkan kejadian ke Managemen. 
Merencanakan perbaikan akibat bencana.
II. KOORDINATOR OPERASIONAL :

Memimpin langsung pelaksanaan pertolongan pertama pada suatu kejadian
 bencana. Memerintahkan penutupan sumber-sumber aliran yang dapat memperluas/memperbesar bencana 
Memerintahkan beroperasi kepada seluruh Satgas dengan memberikan
 kode-kode bencana yang berlaku.
III. SATGAS KOMUNIKASI :

Menghubungi Executive Group. 
Membunyikan tanda bahaya sesuai perintah koordinator
 Operasional. 
Merawat dan memelihara sistem komunikasi yang tersedia di lokasi
 Pabrik/Perkantoran.
IV. SATGAS PEMADAM KEBAKARAN :

Memadamkan kebakaran dengan alat pemadam kebakaran yang tersedia. 
Bertanggung jawab terhadap keamanan dan kesiap siagaan alat-alat
 pemadam kebakaran yang disediakan.Perusahaan/Dinas Pemadam Kebakara untuk ditempatkan 
sesuai dengan fungsinya.
V. SATGAS PENGAMANAN :

Melarang setiap orang yang tidak berkepentingan masuk ke lokasi Bencana sebelum datangnya Anggota Satpam/Polri. Melaksanakan pengamanan area dan jalur jalan masuk/keluar untukelancarkeluar/masuknya mobil Unit Damkar, Ambulance dan Tim Evakuasi.
VI. SATGAS EVAKUASI :

Mengusahakan pemindahan korban dari area bencana ke lokasi aman
Sebelum
 Tim TKTD tiba di lokasi bencana. Melarang orang yang telah dievakuasi yang akan kembali kelokasi bencana 
sebelum dinyatakan aman.
VII. SATGAS SAR :

Mencari dan melaksanakan pertolongan/ penyelamatan korban dari area bencana dan membawa ke tempat aman (Shelter).
Mengamankan dokumen penting dan barang-barang berharga.
VIII. SATGAS MEDIS:

Mengusahakan pertolongan pertama jika ada korban dengan teknik/sistem P3K. Memelihara peralatan P3K yang diusahakan oleh Perusahaan.
IX. SATGAS INFENTARISASI :

Menginventarisasi kerugian akibat bencana.
Menghitung jumlah orang/karyawan yang dievakuasi baik yang selamat
 atau menjadi korban bencana.
Membuat laporan kepada Koordinator Operasional.
X. SATGAS PEMULIHAN/PERBAIKAN :

Melaksanakan perbaikan setelah kejadian bencana.
 Melaksanakan pemeliharaan kelancaran saluran air, kelancaran jalan untuk lalu lintas dan sejenisnya.
Mengupayakan pencegahan adanya bahaya susulan yang dapat
 mengancam keselamatan maupun maupun menghambat proses produksi.
Melakukan pemulihan kondisi lingkungan yang terkena bencana, termasuk
 pelestarian lingkungan.






STRUKTUR ORGANISASI TANGGAP DARURAT KECELAKAAN INDUSTRI

TUJUAN PEMBENTUKAN : Menghimpun seluruh Karyawan untuk mengatasi kemungkinan terjadinya bencana di lingkungan kerja yang dapat membahayakan jiwa maupun asset perusahaan secara terkoordinir, sehingga kerugian-kerugian yang mungkin timbul dapat dikurangi/dicegah. Untuk menghindari timbulnya kepanikan dan mencegah tindakan-tindakan yang salah yang dapat menimbulkan kerugian yang lebih besar. Memberikan petunjuk kepada para petugas, agar operasi penanggulangan bencana dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien.
ON SITE EMERGENCY RESPONSE :
1. Setiap instalasi berbahaya besar harus memiliki sebuah perencanaan darurat dalam pabrik atau tempat kerja.
2. Rencana darurat harus disiapkan oleh para pengelola pabrik berkaitan degan penaksiran dari kemungkinan besarnya akibat-akibat dari kecelakaan
3. Untuk instalasi yang kompleks, rencana daruratnya harus mempertimbangkan setiap bahaya besar degan semua kemungkinan interaksinya & harus meliputi unsur-unsur sebagai berikut :
a. Penilaian terhadap besar & sifat darkecelakaan yang mungkin terjadi
b. Perumusan darrencana & kerjasama termasuk dgn pelayanan keadaan darurat
c. Prosedur untuk membunyikan tanda bahaya & untuk mengadakan komunikasi baik di dalam maupun di luar instalasi
d. Penunjukan khusus bagi pengendali kec lapangan & kepala pengendali utama serta rincian job disc
e. Lokasi & organisasi pusat pengendali keadaan darurat
f. Tindakan para pekerja dalam pabrik selama keadaan darurat termasuk prosedur evakuasi
g. Tindakan pekerja & orang lain di luar pabrik
4. Harus diatur segala kemungkinan spt tindakan tambahan, mengamankan instalasi ataupun mematikan instalasi
5. Tersedianya sumber daya
6. Memperhitungkan sumber daya dari luar jika dibutuhkan & jika pekerja sakit atau hari libur
OF SITE EMERGENCY RESPONSE :
1. Merupakan tanggung jawab para pengelola pabrik atau pejabat setempat yang berwenang tergantung peraturan setempat yang berlaku.
2. Rencana darurat harus disusun berdasarkan padkemungkinan kecelakaan yang dapat berakibat buruk kepada manusia maupun lingkungan di luar instalasi.
3. Aspek-aspek yang tercakup dalam rencana darurat di luar pabrik yaitu :
a. Organisasi
b. Komunikasi
c. Peralatan darurat yang khusus
d. Pengetahuan khusus
e. Organisasi sukarelawan
f. Informasi bahan-bahan kimia
g. Info meteorologis
h. Pengaturan-pengaturan yang berhubungan dengan kemanusiaan
i. Informasi kepada umum
j. Penilaian
SUSUNAN STRUKTUR ORGANISASI
EXECUTIVE GROUP :
Membuat kebijakan, aturan dan evaluasi yang berkaitan dengan pengelolaan keadaan TANGGAP DARURAT.
TUGAS-TUGAS POKOK
Mengawasi pelaksanaan program
Membuat kebijakan /atur
Sosialisasi
Meminta bantuan dari luar bila dibutuhkan
Rekomendasi evakuasi massal
Memelihara sistem informasi keadaan emergenc

Memastikan bahwa bagian terkait selalu mengembangkan dan
merawat sarana dan sistem penanggulangan keadaan emergency
OPERASIONAL GROUP :
Organisasi ini dibentuk pada tiap bagian/unit kerja (pabrik /perkantoran) dalam suatu perusahaan, dan anggotanya terdiridari karyawan pada bagian/unit kerja tersebut yang sudah dilatih dalam bidang Emergency Response.