Rabu, 14 November 2012

Mencuci Tangan Lebih Ampuh Daripada Obat


 

Persoalan mencuci tangan di Indonesia masih dianggap hal remeh temeh yang sering diabaikan. Padahal, mencuci tangan terbukti lebih efektif mengontrol virus dibandingkan obat. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal The Cochrane Library yang mengatakan bahwa mencuci tangan dengan sabun dan air adalah cara paling sederhana dan efektif untuk menahan penyebaran virus dan bakteri, mulai dari virus penyebab flu, bakteri penyebab diare, hingga virus dan bakteri yang mematikan seperti penyebab Hepatitis A.
Kuman-kuman yang berkembang di sekitar kita berukuran sangat kecil. Kuman penyebab penyakit tersebut dapat masuk ke dalam tubuh saat tangan yang tidak bersih menyentuh hidung, mulut, atau luka yang terbuka. Mencuci tangan dengan benar akan sangat mengurangi kesempatan menjalarnya kuman-kuman penyakit masuk ke dalam tubuh kita.
Kebiasaan mencuci tangan yang sering dilakukan adalah dengan membasahi telapak tangan atau sekedar mencuci ujung jari. Kebanyakan anak-anak diajarkan mencuci tangan hanya sebelum makan nasi. Inilah kebiasaan salah yang dilakukan keluarga kita. Mencuci tangan bukanlah membasahi melainkan menggosok. Mencuci tangan yang benar adalah menggosok kedua belah tangan dari pergelangan hingga ujung jari dengan sabun dan air mengalir. Mencuci tangan tidak hanya setelah dan sebelum makan tapi juga pada kondisi-kondisi lain.
Berikut 10 kondisi wajib mencuci tangan :
1. SEBELUM mempersiapkan dan menyantap makanan
2. SEBELUM mengobati luka dan merawat orang sakit
3. SEBELUM menggunakan atau melepaskan lensa kontak (contact lenses)
4. SESUDAH dari kamar mandi dan kamar kecil
5. SESUDAH memasak makanan mentah, seperti daging, ayam, atau ikan.
6. SESUDAH mengganti popok
7. SESUDAH bersin atau batuk
8. SESUDAH bermain atau menyentuh binatang
9. SESUDAH mengurus sampah
10. SESUDAH merawat orang sakit
Lalu, bagaimana cara mencuci tangan?
1. Gunakan sabun.
2. Mencuci tangan di bawah air yang mengalir.
3. Cuci seluruh permukaan tangan, termasuk pergelangan, telapak, punggung tangan, jari-jari, dan di bawah kuku.
4. Keringkan tangan dengan handuk dengan cara menepuk-nepukkan handuk atau lap tangan, hindari menggosok agar kulit tidak merekah dan pecah, gunakan handuk sekali pakai jika memungkinkan.
Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun sangat diperlukan. Derasnya air yang mengalir mampu membersihkan kuman. Berbeda dengan mencuci tangan dalam tembala atau kobokan. Praktek mencuci tangan seperti itu tidak dianjurkan karena air dalam keadaan diam dan digunakan untuk mencuci tangan yang kotor justru menjadi tempat berkumpulnya kuman penyakit dan menempel lagi saat tangan diangkat dari wadah tersebut. Membersihkan tangan dengan sabun membantu untuk melepaskan lemak, minyak, dan protein di mana zat-zat ini merupakan bagian dari kotoran organic.
Cara lain yang popular dilakukan adalah membersihkan tangan menggunakan cairan antiseptik berisi alkohol atau non alkohol. Namun, cairan pembersih tangan berbahan dasar alcohol tidak efektif membunuh bacteria lain seperti e-coli penyebab diare dan salmonella penyebab demam tipus. Mencuci tangan dengan antiseptik baru dianjurkan apabila keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengakses air dan sabun, seperti dalam ketika dalam perjalanan. Selain dengan antiseptik, juga dikembangkan mencuci tangan menggunakan tisyu basah. Beberapa tisyu basah telah mengandung wewangian beralkohol, antibakteri, dan minyak almond agar kulit tangan tidak kering. Namun, menurut Hendrawan Nadesul (Wikipedia, 2009), tisyu basah tidak baik untuk mencuci tangan karena hanya mengembalikan kuman bolak-balik di tangan.
Bagaimanapun, mencuci tangan telah menjadi obat terampuh untuk mengelak dari penyakit-penyakit berbahaya yang disebabkan oleh virus dan bakteri. Mencuci tangan yang benar dan terbaik adalah mencuci seluruh tangan hingga ke bawah kuku dengan sabun dan air mengalir .
(BERBAGAI SUMBER / NILNA RAHMI ISNA)

INDONESIA SEHAT

Senin, 12 November 2012

SUSUNAN EMERGENSI RESPON KECELAKAAN KERJA


AN
SUSUNAN ORGANISASI TANGGAP DARURAT KECELAKAAN INDUSTRI MINIMUN MELIPUTI
1. KETUA .
2. KOORDINATOR
 OPERASIONAL.
3. SATUAN-SATUAN PETUGAS / SATGAS : ( PENGAMANAN, PEMADAM KEBAKARAN, MEDIS, SAR, EVAKUASI, KOMUNIKASI, INVEBTARISASI DAN PERBAIKAN ).
URAIAN TUGAS SATGAS TANGGAP DARURAT
I. KETUA :

Mengkoordinir penanggulangan bencana di Unit Kerjanya (pabrik, kantor)
Memberikan keputusan pemberhentian Pabrik/Instalasi.
Melaporkan kejadian ke Managemen. 
Merencanakan perbaikan akibat bencana.
II. KOORDINATOR OPERASIONAL :

Memimpin langsung pelaksanaan pertolongan pertama pada suatu kejadian
 bencana. Memerintahkan penutupan sumber-sumber aliran yang dapat memperluas/memperbesar bencana 
Memerintahkan beroperasi kepada seluruh Satgas dengan memberikan
 kode-kode bencana yang berlaku.
III. SATGAS KOMUNIKASI :

Menghubungi Executive Group. 
Membunyikan tanda bahaya sesuai perintah koordinator
 Operasional. 
Merawat dan memelihara sistem komunikasi yang tersedia di lokasi
 Pabrik/Perkantoran.
IV. SATGAS PEMADAM KEBAKARAN :

Memadamkan kebakaran dengan alat pemadam kebakaran yang tersedia. 
Bertanggung jawab terhadap keamanan dan kesiap siagaan alat-alat
 pemadam kebakaran yang disediakan.Perusahaan/Dinas Pemadam Kebakara untuk ditempatkan 
sesuai dengan fungsinya.
V. SATGAS PENGAMANAN :

Melarang setiap orang yang tidak berkepentingan masuk ke lokasi Bencana sebelum datangnya Anggota Satpam/Polri. Melaksanakan pengamanan area dan jalur jalan masuk/keluar untukelancarkeluar/masuknya mobil Unit Damkar, Ambulance dan Tim Evakuasi.
VI. SATGAS EVAKUASI :

Mengusahakan pemindahan korban dari area bencana ke lokasi aman
Sebelum
 Tim TKTD tiba di lokasi bencana. Melarang orang yang telah dievakuasi yang akan kembali kelokasi bencana 
sebelum dinyatakan aman.
VII. SATGAS SAR :

Mencari dan melaksanakan pertolongan/ penyelamatan korban dari area bencana dan membawa ke tempat aman (Shelter).
Mengamankan dokumen penting dan barang-barang berharga.
VIII. SATGAS MEDIS:

Mengusahakan pertolongan pertama jika ada korban dengan teknik/sistem P3K. Memelihara peralatan P3K yang diusahakan oleh Perusahaan.
IX. SATGAS INFENTARISASI :

Menginventarisasi kerugian akibat bencana.
Menghitung jumlah orang/karyawan yang dievakuasi baik yang selamat
 atau menjadi korban bencana.
Membuat laporan kepada Koordinator Operasional.
X. SATGAS PEMULIHAN/PERBAIKAN :

Melaksanakan perbaikan setelah kejadian bencana.
 Melaksanakan pemeliharaan kelancaran saluran air, kelancaran jalan untuk lalu lintas dan sejenisnya.
Mengupayakan pencegahan adanya bahaya susulan yang dapat
 mengancam keselamatan maupun maupun menghambat proses produksi.
Melakukan pemulihan kondisi lingkungan yang terkena bencana, termasuk
 pelestarian lingkungan.






STRUKTUR ORGANISASI TANGGAP DARURAT KECELAKAAN INDUSTRI

TUJUAN PEMBENTUKAN : Menghimpun seluruh Karyawan untuk mengatasi kemungkinan terjadinya bencana di lingkungan kerja yang dapat membahayakan jiwa maupun asset perusahaan secara terkoordinir, sehingga kerugian-kerugian yang mungkin timbul dapat dikurangi/dicegah. Untuk menghindari timbulnya kepanikan dan mencegah tindakan-tindakan yang salah yang dapat menimbulkan kerugian yang lebih besar. Memberikan petunjuk kepada para petugas, agar operasi penanggulangan bencana dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien.
ON SITE EMERGENCY RESPONSE :
1. Setiap instalasi berbahaya besar harus memiliki sebuah perencanaan darurat dalam pabrik atau tempat kerja.
2. Rencana darurat harus disiapkan oleh para pengelola pabrik berkaitan degan penaksiran dari kemungkinan besarnya akibat-akibat dari kecelakaan
3. Untuk instalasi yang kompleks, rencana daruratnya harus mempertimbangkan setiap bahaya besar degan semua kemungkinan interaksinya & harus meliputi unsur-unsur sebagai berikut :
a. Penilaian terhadap besar & sifat darkecelakaan yang mungkin terjadi
b. Perumusan darrencana & kerjasama termasuk dgn pelayanan keadaan darurat
c. Prosedur untuk membunyikan tanda bahaya & untuk mengadakan komunikasi baik di dalam maupun di luar instalasi
d. Penunjukan khusus bagi pengendali kec lapangan & kepala pengendali utama serta rincian job disc
e. Lokasi & organisasi pusat pengendali keadaan darurat
f. Tindakan para pekerja dalam pabrik selama keadaan darurat termasuk prosedur evakuasi
g. Tindakan pekerja & orang lain di luar pabrik
4. Harus diatur segala kemungkinan spt tindakan tambahan, mengamankan instalasi ataupun mematikan instalasi
5. Tersedianya sumber daya
6. Memperhitungkan sumber daya dari luar jika dibutuhkan & jika pekerja sakit atau hari libur
OF SITE EMERGENCY RESPONSE :
1. Merupakan tanggung jawab para pengelola pabrik atau pejabat setempat yang berwenang tergantung peraturan setempat yang berlaku.
2. Rencana darurat harus disusun berdasarkan padkemungkinan kecelakaan yang dapat berakibat buruk kepada manusia maupun lingkungan di luar instalasi.
3. Aspek-aspek yang tercakup dalam rencana darurat di luar pabrik yaitu :
a. Organisasi
b. Komunikasi
c. Peralatan darurat yang khusus
d. Pengetahuan khusus
e. Organisasi sukarelawan
f. Informasi bahan-bahan kimia
g. Info meteorologis
h. Pengaturan-pengaturan yang berhubungan dengan kemanusiaan
i. Informasi kepada umum
j. Penilaian
SUSUNAN STRUKTUR ORGANISASI
EXECUTIVE GROUP :
Membuat kebijakan, aturan dan evaluasi yang berkaitan dengan pengelolaan keadaan TANGGAP DARURAT.
TUGAS-TUGAS POKOK
Mengawasi pelaksanaan program
Membuat kebijakan /atur
Sosialisasi
Meminta bantuan dari luar bila dibutuhkan
Rekomendasi evakuasi massal
Memelihara sistem informasi keadaan emergenc

Memastikan bahwa bagian terkait selalu mengembangkan dan
merawat sarana dan sistem penanggulangan keadaan emergency
OPERASIONAL GROUP :
Organisasi ini dibentuk pada tiap bagian/unit kerja (pabrik /perkantoran) dalam suatu perusahaan, dan anggotanya terdiridari karyawan pada bagian/unit kerja tersebut yang sudah dilatih dalam bidang Emergency Response.

Kamis, 19 April 2012

Kawasan Tanpa Rokok Penting Diberlakukan

Kampus STIKes Sari Mutiara sebagai kawasan tanpa rokok dideklarasikan, Sabtu (31/3). Dalam foto, Anggota DPD RI Parlindungan Purba, Ketua STIKes Sari Mutiara Dr Ivan Elisabeth Purba M.Kes, Ketua Yayasan Drs W Purba dan tiga pembicara Dr Hj Ekowati Rahadjeng SKM,MSi , Adang Bachtiar MD,MPH, DSc, dan Dr Alex Papilaya DTPH foto bersama, usai seminar nasional. ORBIT/Irianto Yusuf

 BAHAYA rokok saat ini perlu mendapatkan perhatian serius dari semua pihak. Dampak dari perokok itu tak hanya pada si perokok sendiri, namun juga mengancam orang-orang yang ada di sekelilingnya. Oleh karenanya, perlu ada batasan dan  perda  larangan bagi si perokok itu.
Untuk itu Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) meresmikan ruangan kawasan tanpa rokok sebagai bukti dukungan menolak bahaya rokok tersebut.
Sebelumnya di RS Sari Mutiara Indonesia menghadirkan menghadirkan tiga pembicara Dr Hj Ekowati Rahadjeng SKM,MSi dari Direktur PPTM Depkes RI, Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Pusat Adang Bachtiar MD,MPH, DSc, dan Dr Alex Papilaya DTPH.
Ketiga pembicara tersebut  memaparkan tentang bahaya rokok terhadap kesehatan dan dampaknya kepada lingkungan di mana dia berada.
“STIKes Sari Mutiara yang baru meresmikan kawasan tanpa asap rokok kawasan yang baru dideklarasikan itu patut didukung.Karena ini suatu pemikiran dan gagasan yang luar biasa serta positif, apalagi di dalam kampus di mana mahasiswa menimba ilmu,”ucap Adang Bachtiar.
Dia mengharapkan hal serupa dapat ditiru kepada kampus yang lain di Sumatera Utara.Komentar yang sama juga dikemukakan dua pembicara lainnya dan Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (APTISI) H Bahdin Nur Tanjung, SE,MM.
”Ada yang menyebut seorang akan kelihatan jantan jika  merokok,itu adalah keliru.Karena ukuran kejantanan seseorang itu bukan terukur dari ia merokok,” ucap Bahdin, saat memberikan sambutan.

Resiko Meroko
Sementara itu,  Ketua STIKes Sari Mutiara Indonesia Dr  Ivan Elisabeth Purba M.Kes menyatakan,kematian akibat Non Communicable Diseases (NCD) semakin meningkat dan faktor terbesar adalah merokok.
Menurut World Health Organization (WHO), diperkirakan tahun 2030 tingkat kematian dunia akibat konsumsi rokok mencapai 10 juta per tahunya, dan sekitar 70 persen terjadi di Negara berkembang termasuk Indonesia.
Ivan menambahkan, perokok di sekeliling di mana kita berada dengan dapat ditemukan dengan mudah. Dan mereka sebut Ivan merokok tanpa di tempat publik dan tanpa mempedulikan warga di sekitarnya.
Guna mengantisipasinya lanjut Ivan, pihaknya bersama manajemen STIKes Sari Mutiara membuat suatu terobosan agar kawasan STIKes bebas dari rokok. Hal itu tentunya harus diseminarkan, sebagaimana yang dilakukan sehari di aula Sari Mutiara.
Di tempat yang sama Anggota DPD RI asal Sumatera Utara Parlindungan Purba SH,MM menyatakan, pihaknya juga memberikan apresiasi yang positif terhadap diselenggarakannya seminar nasional bebas rokok. “Jadi kami menilai seminar yang membahas soal kawasan kampus bebas rokok itu perlu didukung. Tujuannya, mengantisipasi ekses dari perokok,” pungkas Parlindungan Purba. Om-19

 http://harianorbit.com/kawasan-tanpa-rokok/

Senin, 16 April 2012

Menjaga Tubuh Sehat

Lingkungan dan makanan yang kita makan adalah beberapa faktor yang mempengaruhi tubuh kita. Jika kita menyalahgunakan lingkungan dan tidak melakukan perawatan yang tepat, maka praktek-praktek buruk yang kita lakukan akan kembali kepada kita. Lingkungan yang tidak sehat akan menyebabkan polusi dan menghasilkan bahan kimia yang tidak sehat  ketika terhirup oleh tubuh kita dan akan menyebabkan penyakit tertentu, sementara lingkungan yang sehat akan bermanfaat bagi kita. Disiplin yang tepat, sangat diperlukan untuk hidup sehat dan berumur panjang. 
  Jika kita makan makanan yang kaya gula, sodium, lemak dan karsinogen maka diharapkan di kemudian sakit hidup yang berbeda seperti gagal ginjal, hipertensi, diabetes, masalah di kantung empedu dan lebih banyak akan dialami.
Perilaku kesehatan adalah tindakan yang kami ambil yang mempengaruhi kesehatan kita. Di bawah ini adalah beberapa perilaku kesehatan yang mempromosikan kesehatan yang baik dan cenderung meningkatkan rata-rata umur  manusia. Lebih baik jika kita mencoba untuk mengikuti, jika tidak semua, setidaknya beberapa dari mereka jika kita ingin hidup lebih lama.
1) Tidur tujuh hingga delapan jam setiap hari. Cukup istirahat dan tidur yang diperlukan bagi tubuh kita untuk berfungsi dengan baik dan memiliki konsentrasi total.
2) Makan sarapan hampir setiap hari. Sarapan adalah makan yang paling penting saat ini. Ini penting untuk sarapan penuh agar kita  mendapatkan energi  dan nutrisi yang dibutuhkan untuk berfungsi dengan baik untuk hari depan.
3) Jarang makan di antara waktu makan. Jika memungkinkan, lebih baik untuk menghindari makan di antara waktu makan karena ini akan membuat kita merasa perut penuh yang akan cenderung bagi kita untuk melewatkan makan berikutnya. Makanan yang kita makan di antara waktu makan biasanya tidak sehat seperti junk food dan sejenisnya yang tidak baik untuk ginjal dan hati.
4) Mempertahankan berat badan normal. Hal ini penting untuk mempertahankan berat badan normal karena lebih mudah untuk bagian tubuh bagian bawah dan agar tidak memberikan kaki kita lebih banyak tekanan dalam menjalankan seluruh tubuh.
5) Tidak merokok. Merokok itu tidak sehat dan akan menyebabkan penyakit di organ paru-paru dan masalah kesehatan lainnya di masa depan.
6) Minum alkohol dalam jumlah sedang, atau tidak sama sekali. Minum minuman beralkohol tidak buruk selama itu dilakukan dengan tidak berlebihan. Minum tidak dapat dihindari ketika ada acara perusahaan dan ketika makan dengan teman, bagaimanapun, adalah penting bahwa kita perhatikan asupan alkohol kita.
7) Mendapatkan latihan fisik secara teratur.  Olahraga teratur bermanfaat bagi tubuh kita sehingga membuat fungsi tubuh kita menjadi lebih baik dan memperkuat sistem kekebalan tubuh kita.
Orang yang mempraktekkan sebagian besar atau semua perilaku kesehatan di atas cenderung secara fisik dan mental sehat daripada mereka yang tidak sama sekali. Mereka yang berolahraga secara teratur berada dalam kondisi yang lebih baik serta orang-orang yang disiplin yang lebih baik untuk menangani tekanan dalam hidup mereka.  
 "http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://khassandra.hubpages.com/hub/healthybody"

Senin, 30 Januari 2012

Pengembangan Sistem Kesehatan Masyarakat Indonesia Berbasis Partisipasi Seluruh Masyarakat Menghadapi Era Globalisasi

Melihat kondisi kesehatan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, maka perlunya peran aktif semua pihak didalam masalah kesehatan masyarakat, penyedia layanan kesehatan, masyarakat, pemerintah dan perusahaan perlu menjabarkan peta jalan pengembangan kesehatan masyarakat secara terpadu dan berkelanjutan. Mengingat wilayah Indonesia sangat luas dengan karakteristik area minyak, gas, pertambangan dan agribisnis baik pertanian, perkebunan dan perikanan, perlunya kerjasama merumuskan dan mengembangkan program kesehatan masyarakat sesuai karakteristik daerah setempat sehingga tahap perubahan menuju masyarakat sehat baik secara sikap, budaya maupun sistem kerja didalam pengelolaan kesehatan masyarakat menjadi bagian kesadaran dan pengetahuan masyarakat dan pada akhirnya memiliki self belonging bahwa kesehatan merupakan milik dan tanggung jawab bersama dan mampu menimbulkan sanksi sosial bagi anggota masyarakat yang tidak mematuhinya.

Dengan memberdayakan semaksimal mungkin organisasi informal masyarakat, kemudian meletakkan dasar-dasar kolaborasi dengan organisasi formal termasuk unsur MUSPIDA setempat, jejaring kesehatan dapat berperan pada saat awal sebagai stimulus pemicu (trigger) atau mentor dan meningkat pada tahapan selanjutnya menjadi fasilitator dengan program pendampingan dan kemudian pada saat kemandirian masyarakat sehat terwujud maka peran sebagai narasumber dan pusat pengembangan program komunitas berbasis kesehatan (community based health) melalui jejaring kesehatan dapat menjadi suatu percontohan melalui kerjasama masyarakat, perusahaan dan pemerintah daerah setempat agar dapat dilakukan penyebaran luas cakupan pengembangan kesehatan masyarakat di Indonesia dalam bentuk percepatan kuantitas area cakupan masyarakat dan fokus spesifik kebutuhan program. Program strategis jangka panjang pengembangan kesehatan masyarakat merupakan hasil sinkronisasi program dan target indikator kesehatan nasional dengan kebutuhan dengan memperhatikan tingkat kesadaran dan pengetahuan masyarakat setempat terhadap kesehatan.

Program pengembangan sistem kesehatan masyarakat dapat menjadi tanggungjawab bersama dan sejalan dengan regulasi pemerintah pusat dengan peraturan perundangan tentang tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR (Corporate Social Responsibilty) sehingga dengan kemampuan perencanaan dan analisa kebutuhan yang matang suatu upaya optimalisasi dana dan tenaga melalui mekanisma CSR diharapkan tercapai suatu pemberdayaan dan pengembangan masyarakat diseluruh bidang termasuk bidang kesehatan yang menjadi kebutuhan dasar didalam menurunkan angka kesakitan dan akhirnya mendukung produktifitas regional dan nasional.

Pola penyegaran, pembinaan, pemberdayaan dan penguatan jaringan organisasi Puskesmas, Poskesdes, Posyandu, UKS/UKGS dan PMR sangatlah penting didalam mengembangkan sistem kesehatan masyarakat dengan tujuan menuju masyarakat sehat dan sejalan dengan melibatkan masyarakat semaksimal mungkin. Dengan partisipasi semaksimal mungkin dari organisasi aktif yang berada di masyarakat seperti Kader Posyandu, PKK, Taruna Karya, Pramuka, Sarjana Penggerak Pedesaan dan organisasi lainnya serta didukung oleh MUSPIDA setempat. Program kesehatan masyarakat yang merupakan hasil dari sistem kesehatan masyarakat dirasakan sebagai milik bersama karena melibatkan partisipasi masyarakat dan secara simultan edukasi kesadaran masyarakat terhadap kesehatan terus berlangsung secara otomatis sehingga budaya sehat diharapkan menjadi kebiasaan dan kebutuhan pokok masyarakat, disisi lain memberikan sensitifitas masyarakat terhadap deteksi dini masalah gizi, wabah dan tanggap bencana agar koordinasi penanggulangan semakin baik.

Diluar sistem kesehatan masyarakat maka dukungan sistem-sistem lain diantaranya sistem pendidikan sekolah mulai TK sampai dengan SMU sangat berperan edukasi kesehatan bagi siswa khususnya pola hidup bersih dan sehat melalui kurikulum, penyediaan sarana dan ekstrakurikuler sekolah serta peran media tidak kalah pentingnya didalam melakukan perubahan melalui edukasi informasi lebih baik bagi masyarakat. Dengan berkembangnya sistem teknologi telematika melalui luas cakupan fiber optik, maka pemanfaatan teknologi diharapkan dapat mempercepat proses transformasi sistem kesehatan masyarakat yang terintegrasi agar berdaya guna dan berhasil guna. Pengembangan kompetensi SDM kesehatan yang memadai dan memahami teknologi digital akan mempermudah proses implementasi sistem kesehatan masyarakat berbasis teknologi yang modern dan memiliki kemampuan mengelola pengetahuan (knowledge management) serta mampu mendorong kemandirian yang berkelanjutan (sustainable development). Sistem kesehatan masyarakat harus mampu memberikan akses informasi dan layanan mengenai program pengembangan kesehatan masyarakat dan jika semua pihak baik pemerintah setempat, perusahaan, masyarakat termasuk orang tua siswa, sekolah, pusat-pusat layanan kesehatan, media dan semua pihak yang merasa peduli terhadap kesehatan secara bersama-sama maka Indonesia mampu menghadapi tantangan dan siap menuju masyarakat sehat yang kita dambakan bersama.

ANALISA SITUASI SISTEM KESEHATAN MASYARAKAT

Ketahanan sistem kesehatan masyarakat tidak dapat lepas dari pengaruh sistem yang berada diluar sistem kesehatan masyarakat sendiri. Pengembangan sistem kesehatan masyarakat harus didukung oleh sistem-sistem yang berada diluar sistem kesehatan masyarakat sebagai contoh sistem pendidikan, sistem informasi dan teknologi, sistem keuangan dan lain-lain yang mempunyai dampak pengaruh bagi kesehatan masyarakat. Kondisi awal sistem kesehatan masyarakat saat ini masih dipertanyakan apakah Indonesia memiliki sistem kesehatan masyarakat yang sudah dapat menjamin kesehatan masyarakat dan bagaimana sistem kesehatan masyarakat ini dikembangkan atau berkembang sendiri masing-masing daerah sesuai kebutuhan tanpa suatu kebijakan nasional atau bahkan regional atau sistem kesehatan masyarakat telah mengalami degradasi peran dan fungsi sehingga tidak lagi bermanfaat bagi masyarakat.

Situasi lingkungan masyarakat yang memberikan dampak negatip bagi kesehatan merupakan tantangan diluar sistem kesehatan masyarakat sebagai contoh wabah penyakit baru seperti flu burung dan HIV/AIDS dimana Indonesia berada sangat dipengaruhi lalu lintas dunia baik arus manusia maupun barang termasuk kandungan makanan dan minuman. Disamping itu, masalah mendasar dengan jumlah penduduk yang besar dengan ciri kepulauan masih perlunya pengawasan terhadap masalah gizi agar tidak terjadi gizi buruk yang sangat ironis dengan sumber daya alam yang kaya. Sistem kesehatan masyarakat yang handal mampu melakukan proteksi diri terhadap bahaya yang mengancam dan memberikan peringatan awal (early warning system) bagi regional dan nasional agar respon penanggulangan dapat segera diambil tindakan secara cepat. Perkembangan teknologi biologi dan kedokteran mengarah kepada adanya isu-isu internasional mengenai bioterrorism membuat perlunya peranan pemerintah membuat kebijakan dan regulasi terhadap sistem keamanan nasional yang melindungi sistem kesehatan masyarakat nasional yang mencakup sistem kesehatan masyarakat daerah khususnya negara kepulauan yang berbatasan baik udara, darat maupun laut.

Kondisi ideal bahwa sistem kesehatan masyarakat saat ini seharusnya selalu dapat di monitor dan evaluasi agar mampu diperbaiki dan diarahkan menjadi suatu sistem kesehatan masyarakat nasional yang mampu menjamin kesehatan masyarakat dan selalu mengikuti perkembangan jaman. Pemahaman terhadap sistem kesehatan masyarakat harus dipandang sebagai suatu sistem yang memiliki kejelasan terhadap faktor lingkungan sistem, faktor masukan sistem, pelaku dan prosedur atau metoda proses sistem, faktor keluaran sistem baik output dan outcome serta alat ukur umpan balik sistem yang handal. Sistem kesehatan masyarakat bukan sekedar sistem pelayanan kesehatan dari upaya penyembuhan tetapi merupakan suatu sistem yang meliputi fungsi promosi, pencegahan, penyembuhan dan rehabilitasi kesehatan sehingga peranan yang kuat didalam tranformasi budaya sehat menjadi bagian yang penting menuju masyarakat sehat sebagai sasaran utama sistem kesehatan masyarakat. Dengan upaya promosi dan pencegahan terhadap bahaya penyakit, maka sistem kesehatan masyarakat berupaya mengurangi jumlah kesakitan dan biaya kesehatan sekaligus diharapkan meningkatkan produktifitas nasional.

Beban finansial yang besar dikeluarkan setiap tahun dan terus meningkat baik pengeluaran pribadi maupun pemerintah mencapai triliunan rupiah per tahun dapat dihemat dengan membangun sarana dan prasarana kesehatan yang lebih banyak, merata dan modern di seluruh wilayah Indonesia. Sebagian besar masyarakat mampu telah berobat ke luar negeri sehingga menghabiskan dana triliunan rupiah devisa negara dapat dihemat dengan mengembangkan sistem kesehatan masyarakat yang modern dan canggih. Pengembangan sentra-sentra kesehatan atau rumah sakit khusus di seluruh Indonesia menjadikan suatu jejaring kesehatan yang berupaya memberikan pelayanan kesehatan terbaik berasal dari kemandirian bangsa. Indonesia akan memasuki era globalisasi dengan perubahan paradigma layanan kesehatan, disisi lain negara-negara lain berbenah dengan pengembangan kesehatan masyarakat berbasis teknologi kesehatan, teknologi informatika dan kompetensi SDM didukung sarana dan prasarana yang modern menjadikan suatu ancaman dan tantangan terhadap kemampuan sistem kesehatan masyarakat nasional didalam menangkap peluang globalisasi atau paling tidak mencegah devisa negara ke luar negeri. Arah pengembangan sistem kesehatan masyarakat yang hanya bersifat pasif dan menyerap biaya kesehatan sangat besar menyebabkan ketidakmampuan sistem kesehatan masyarakat untuk keluar mencari solusi dari berbagai masalah kesehatan masyarakat sehingga menyebabkan sistem kesehatan masyarakat menjadi lemah untuk memperbaiki diri apalagi untuk meningkatkan kemampuan layanan kesehatan karena terjebak terhadap masalah rutinitas fungsi kuratif dan rehabilitatif masyarakat.

Sistem kesehatan masyarakat yang berawal dari kelompok kecil masyarakat pada tingkat RT atau RW dengan posyandu, poskesdes, puskesmas pembantu, puskesmas dan rumah sakit pemerintah dapat menjadi suatu jejaring sistem kesehatan utama yang memiliki rentang pembinaan dari segi pengembangan dan tingkat kolaborasi dengan organisasi informal dan formal masyarakat yang ada, instansi pemerintah terkait dan jejaring layanan kesehatan swasta agar menjadi suatu sistem kesehatan masyarakat yang terintegrasi. Sistem kesehatan masyarakat posyandu merupakan sistem kesehatan masyarakat yang dimiliki masyarakat seharusnya memiliki pembinaan yang kontinu dari tingkat layanan kesehatan yang menjadi rujukan atau dinas kesehatan setempat sehingga kader posyandu memiliki kemampuan dasar yang memadai didalam pengelolaan posyandu. Kegiatan prosyandu tidak hanya mencakup kegiatan yang bersifat program pemerintah seperti pekan imunisasi tetapi juga kegiatan penyuluhan penyakit dan ceramah pola hidup sehat dan bersih menjadi bagian terpenting didalam mewujudkan budaya masyarakat sehat. Sikap proaktif pelaku didalam sistem kesehatan masyarakat sangat dibutuhkan untuk mendorong tingkat kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kesehatan. Pemanfaatan lingkungan yang bersih dan sehat dimulai dari kamar mandi rumah merupakan awal yang baik sampai dengan pemanfaatan tanaman obat di lingkungan rumah menjadikan suatu upaya kesadaran, pengetahuan serta biaya kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat luas sampai dengan pedesaan dan pesisir pantai. Penyegaran kader posyandu melalui modul pelatihan praktis seperti cara menimbang bayi, materi penyuluhan, cara menyikat gigi yang benar, P3K dan lain-lain diharapkan memberikan dampak pengaruh positip bagi edukasi masyarakat.

Pengaruh sistem lain diluar sistem kesehatan masyarakat yang perlu dibenahi adalah sistem pendidikan dapat berperan didalam menumbuhkan budaya dan perilaku sehat dan bersih melalui materi pengajaran sesuai kurikulum tambahan, penerapan kegiatan ekstrakurikuler UKS/UKGS melalui dokter kecil membantu siswa berminat masalah kesehatan diri dan menyampaikan kepada orang tua dan lingkungan sekitarnya. Penerapan sistem teknologi informatika melalui JARDIKNAS untuk juga digunakan pada masalah kesehatan memberikan informasi terkini mengenai kesehatan dan permasalahan khususnya masalah praktis dan sehari-hari sebagai contoh demo clip video cara mencuci tangan yang benar dan media yang digunakan merupakan awal budaya sehat bagi anak-anak sejak dini. Teknologi koneksi internet melalui kabel optik membantu menghubungkan seluruh unsur-unsur kesehatan masyarakat mulai dari posyandu atau minimal puskesmas sampai dengan rumah sakit umum daerah dan dinas kesehatan di daerah sampai dengan departemen kesehatan di pusat, teknologi yang ada dapat mempercepat proses komunikasi dan koordinasi serta memberikan peluang bagi peningkatan kualitas layanan kesehatan yang tidak ada di daerah sebagai contoh proses dokter puskesmas di daerah terpencil dapat bertanya kepada dokter spesialis yang berada di kota-kota besar sehingga kasus-kasus penyakit dapat diberikan opini kedua untuk diagnosis. Pengembangan sistem kesehatan masyarakat didukung pembentukan jaringan kesehatan nasional atau JARKESNAS dengan menggunakan infrastruktur yang sama digunakan oleh JARDIKNAS maka utilisasi sarana dan prasarana kabel optik secara maksimal dapat dioptimalkan bagi kesejahteraan masyarakat khususnya bidang kesehatan. Proses pemetaan masalah penyakit secara nasional lebih cepat diperoleh dengan penghematan administrasi kesehatan yang menghabiskan dana miliaran rupiah untuk komunikasi dan koordinasi melalui administrasi non digital dibandingkan dengan menggunakan data digital atau media elektronis. Pengembangan sistem kesehatan masyarakat berbasis digital ini pada masa datang menyediakan peluang menciptakan kartu identitas digital yang tidak hanya mencakup masalah kesehatan tetapi juga masalah kependudukan, jaminan sosial, surat ijin mengemudi dan lain-lain (single number identity). Dengan keberadaan kartu digital kesehatan, maka kemampuan negara didalam mengolah data dari segi kecepatan dan akuransi sangat tinggi termasuk masalah sensus penduduk dan mengetahui kondisi kesehatan masyarakat pada setiap daerah dan segera mengambil kebijakan dan keputusan secara cepat dan tepat.

Hasil pengembangan sistem kesehatan masyarakat adalah masyarakat yang sehat dengan ukuran sasaran antara didalam mencapai produktivitas nasional. Sasaran antara adalah Indonesia Sehat dengan segala indikator kesehatan yang ditargetkan dapat tercapai pada tahun 2010. Akibat samping sistem kesehatan masyarakat salah satunya yang terpenting adalah tumbuhnya budaya perilaku sehat dan bersih yang menjadi pondasi masyarakat yang sadar pentingnya menjaga kesehatan. Faktor lingkungan yang diluar kendali masyarakat didalam bidang kesehatan seperti masalah air bersih, makanan bergizi dan polusi udara masih menjadi masalah utama kerentanan kondisi kesehatan masyarakat. Sistem kesehatan masyarakat seharusnya mampu memberikan garansi kehidupan (life guarantee) yang lebih baik sejak anak lahir sampai usia lanjut sesuai yang termaktub didalam undang-undang untuk melindungi warga negara secara optimal. Tidak adanya sistem kesehatan masyarakat menyebabkan ketidakberdayaan negara didalam menjamin masalah kesehatan masyarakat, sehingga menghindari timbulnya persepsi masyarakat bahwa terjadi kondisi negara tanpa negara harus dihindari dengan semakin tumbuhnya sikap kritis dan demokratis masyarakat terhadap pemerintah.

PENDEKATAN MODEL SISTEM KESEHATAN MASYARAKAT


Sebuah pendekatan sistem untuk memodelkan sistem kesehatan masyarakat diperlukan untuk memahami unsur-unsur sistem kesehatan masyarakat dan interaksinya untuk memudahkan pengembangan sistem kesehatan masyarakat yang dimaksud didalam penulisan makalah ini. Suatu model merupakan representasi sederhana dari suatu masalah agar semua pihak dalam memiliki persepsi, pengertian dan pemahaman yang sama didalam mengembangkan sistem kesehatan masyarakat termasuk sumber daya yang dibutuhkan, proses dan interaksi, hasil dan akibat samping termasuk fakor-faktor lingkungan yang perlu diperhatian agar ketahanan sistem kesehatan masyarakat dapat dipertahankan dan dikembangkan dalam situasi dan kondisi yang semakin tidak pasti dimasa datang.

Suatu hal yang perlu dipahami bahwa sumber daya masa datang yang semakin terbatas dengan berbagai penyakit baru baik karena mutasi maupun akibat kemampuan teknologi biologi serta populasi manusia semakin bertambah yang membutuhkan kesehatan memadai. Oleh karena itu, kemampuan negara yang dituntut mencakup kebutuhan dasar termasuk pendidikan, kesehatan, pangan dan papan menjadi pendorong agar sistem kesehatan masyarakat dapat diintegrasikan kedalam sistem sosial dan perilaku masyarakat sehingga beban negara tidak terlalu besar. Masalah yang sangat dominan bagi negara berkembang seperti Indonesia adalah besarnya pengaruh faktor lingkungan sistem termasuk pengaruh arus liberalisasi dan investasi asing, kebijakan nasional, sistem diluar sistem kesehatan masyarakat dan perilaku masyarakat yang harus dilakukan pengaturan dan pembenahan bersamaan dengan pengembangan sistem kesehatan masyarakat yang handal.

Salah satu rentannya sistem kesehatan masyarakat menjadi tidak berdaya karena pola kebijakan nasional dan perilaku masyarakat. Sebagai contoh masalah industrialisasi yang terpusat di Pulau Jawa memicu urbanisasi dengan berbagai masalah sosial termasuk masalah kesehatan, sedangkan karakterisktik kepulauan / archipelago Indonesia memiliki keunggulan generik yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain untuk dioptimalkan didalam memasuki era globalisasi. Penyebaran industri sesuai potensi daerah dapat membantu perkembangan ekonomi regional mengurangi masalah sosial, urbanisasi dan kesehatan sehingga sistem kesehatan masyarakat baik regional dan nasional dapat saling menunjang didalam mencapai kesehatan masyarakat yang terkendali bukan suatu sistem kesehatan masyarakat yang tidak stabil sehingga lepas kendali menjadi bom waktu bagi penduduk sekitarnya. Urbanisasi dengan berbagai pemukiman di bantaran sungai suatu masalah klasik yang menyebabkan tidak efektifnya fungsi dan peran sistem kesehatan masyarakat merupakan bom waktu wabah penyakit dan berbagai masalah kesehatan karena lemahnya atau bahkan tidak adanya sistem kesehatan masyarakat.

Sistem kesehatan masyarakat tidak mampu berdiri sendiri menghadapi berbagai masalah kesehatan masyarakat perlu perilaku dan partisipasi masyarakat yang sadar bahwa masalah kesehatan merupakan tanggung jawab bersama diawali dari yang sederhana dan dapat dilakukan dimulai oleh setiap individu, keluarga, RT, RW, Desa, Kecamatan, Kota/Kabupaten, Propinsi dan akhirnya seluruh rakyat. Sebagai contoh perilaku masyarakat didalam membuang sampah pada tempatnya merupakan upaya sederhana tetapi memberikan efek penghematan anggaran luar biasa bagi petugas kebersihan dan usaha pencegahan penyebaran penyakit, banjir dan masalah sosial lainnya. Namun sayangnya pemahaman terhadap sampah masih relatip terbatas, begitu banyak sungai menjadi korban terhadap buangan sampah yang menyebabkan banjir, penyakit termasuk hilangnya keindahan suatu daerah sungai. Pemikiran bahaya sampah terhadap kesehatan menghasilkan perlunya pengolahan sampah menjadi bahan yang produktif ternyata masih belum menjadi kebijakan daerah secara nasional pada umumnya ditumpuk menjadi gunung sampah yang akhirnya terjadi kasus runtuh menimpa rumah penduduk karena lokasi pemukiman yang berdekatan dengan tempat pembuangan sampah akhir (TPA).

Arus liberalisasi investasi tanpa wawasan lingkungan dan kesehatan masyarakat karena lemahnya kebijakan nasional dapat menghalalkan hancurnya komunitas penduduk dan menimbulkan dampak berbagai masalah kesehatan, sebagai contoh eksplorasi sumberdaya alam yang berdekatan dengan bendungan air maupun pemukiman penduduk menyebabkan kerawanan dan bencana yang pada akhirnya hancurnya sistem kesehatan masyarakat. Untuk itu, perlunya suatu regulasi yang menjamin dan mengatur bahwa setiap implementasi pembangunan / investasi di masyarakat tidak menimbulkan ekses berbahaya bagi hancurnya sistem kesehatan masyarakat termasuk kondisi lingkungan yang sehat dan sikap disiplin masyarakat untuk mencegah terjadinya pelanggaran yang dapat membahayakan masyarakat sendiri. Suatu tantangan menghadapi arus globalisasi yang didalamnya terdapat muatan liberalisasi dan kapitalisme bahwa pemerintah pada tingkat lokal dan nasional harus selalu bersikap waspada dan bijaksana didalam pemanfaatan sumberdaya alam negara yang merupakan tabungan investasi generasi berikutnya agar berwawasan lingkungan dan kesehatan sehingga memiliki manfaat maksimal bagi kesejahteraan rakyat. Investasi yang diharapkan negara dan masyarakat adalah investasi yang memberikan nilai tambah besar bukan prioritas kepada investasi yang hanya mengeksplorasi sumberdaya alam semata, investasi yang hanya menitikberatkan pasar nasional yang besar, investasi yang memanfaatkan penduduk sebagai perakit semata, investasi yang hanya berdampak pada penguatan sektor jasa dll tetapi investasi yang mampu memberdayakan potensi masyarakat dalam jangka panjang yang memiliki kontribusi terhadap proses transfer of konwhow, transfer of technology dan transfer of knowledge sebagai contoh industri manufaktur. Jika masyarakat didalam jangka panjang tidak diberdayakan maka dapat dipastikan bahwa sistem kesehatan masyarakat didalam jangka panjang akan hilang peran dan fungsinya di masyarakat. Pada tataran makro, kebijakan ekonomi makro yang menitik-beratkan hanya pada parameter ekonomi seperti korelasi rupiah dengan mata uang asing dan mengabaikan penguatan sektor mikro menyebabkan rentannya keputusan kebijakan ekonomi terhadap mata uang yang bersifat jangka pendek/spekulatif dibandingkan penguatan industri berbasis manufaktur yang memiliki kemampuan fundamental jangka panjang bagi ekonomi negara. Kemampuan ekonomi sebagai wujud kemandirian bangsa merupakan salah satu faktor dominan kontribusi keberhasilan sistem kesehatan masyarakat khususnya di negara berkembang dimana ketergantungan masyarakat terhadap negara masih tinggi. Kemampuan memahami potensi diri bangsa adalah modal kuat didalam mengembangan sistem yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik bangsa sendiri.

Sebagai ilustrasi model sederhana sistem kesehatan masyarakat agar pemahaman terhadap pengembangan sistem kesehatan masyarakat dapat dipandang dari segi kajian internal dan lingkungan sistem diuraikan berikut. Pada gambaran proses internal-horisontal sistem kesehatan masyarakat terlihat peran dan fungsi masing-masing pelayanan kesehatan sebagai tidak hanya rantai proses rujukan (referral system) tetapi merupakan proses tanggung jawab pembinaan bagi tingkat pelayanan dibawahnya sehingga tidak hanya tanggung jawab dinas kesehatan didalam melakukan pembinaan yang lebih banyak dari segi regulasi dan program pemerintah tetapi pelayanan kesehatan diatasnya dapat membina dari segi kasus-kasus medis sehingga proses penyegaran keilmuan dan pembinaan dapat berjalan secara berkelanjutan. Sebagai contoh puskesmas perlu membina posyandu yang mencakup seluruh faktor utama kesehatan baik segi upaya promosi, pencegahan, penyembuhan dan rehabilitasi bagi pasien sesuai dengan ruang lingkup pelayanan dibawahnya.

Tingkat pembinaan dan diharapkan dimasa datang mampu memberikan pengendalian ditunjukkan dari proses internal-vertikal yang mana suatu propinsi bertanggung jawab kepada seluruh sistem pelayanan kesehatan masyarakat mulai dari RS Pemerintah di tingkat propinsi dan tingkat kabupaten/kota sampai dengan posyandu sebagai unit terkecil layanan kesehatan. Sedangkan proses internal-vertikal yang melibatkan sistem penunjang seperti SD, SMP/SMU, Masyarakat, Perusahaan dan Pelayanan Kesehatan Swasta merupakan mitra sistem kesehatan masyarakat yang saling menunjang dan melengkapi agar sistem kesehatan masyarakat menjadi bagian partisipasi maksimal siswa, masyarakat dan perusahaan yang berhubungan dengan semua tingkatan layanan kesehatan baik posyandu sampai dengan rumah sakit pemerintah.

Peran perusahaan yang dilaksanakan humas atau fungsi yang membidangi kerjasama masyarakat di perusahaan melalui tanggung jawab sosial perusahaan dapat membantu upaya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit sampai dengan membantu melaksanakan pemetaan penyakit suatu daerah bekerjasama dengan pelayanan kesehatan. Perlunya partisipasi perusahaan didalam sistem kesehatan masyarakat akan memberikan persepsi positip bagi masyarakat setempat dan sekaligus memperkuat sistem kesehatan masyarakat dalam hal upaya promosi dan pencegahan dalam bidang kesehatan.

Dukungan layanan kesehatan swasta dibutuhkan untuk menerima proses rujukan yang mana memiliki sarana dan prasarana layanan kesehatan yang lebih lengkap termasuk tenaga medis atau spesialis / sentra kesehatan khususnya rumah-rumah sakit khusus. Pelayanan kesehatan swasta yang memiliki sentra keunggulan kesehatan bersama perusahaan dapat membantu pelayanan kesehatan melalui program tanggung jawab sosial dan pengembangan komunitas mulai dari posyandu sampai dengan rumah sakit pemerintah di tingkat kota/kabupaten dan propinsi.

Faktor lingkungan sistem kesehatan masyarakat sangat mempengaruhi ketahanan sistem kesehatan masyarakat dalam kemampuan bertahan dan berkembang dalam situasi ketidakpastian lingkungan. Sebagai suatu kebutuhan pokok selain ekonomi, pendidikan, pangan dan sandang, kesehatan merupakan kebutuhan warga negara yang harus mendapatkan perlindungan meliputi semua lapisan masyarakat. Tentunya masalah kesehatan selalu dihadapi setiap saat, tidak ada kondisi sempurna masyarakat bahwa dalam keadaan sehat secara keseluruhan tetapi kondisi dimana dibutuhkan pelayanan kesehatan maka masyarakat dapat melakukan pemenuhan kebutuhan layanan kesehatan pada saat tersebut secara memadai adalah suatu hal penting didalam mencapai masyarakat sehat, disisi lain kemampuan mendeteksi lingkungan yang membahayakan sistem kesehatan masyarakat sangat diperlukan dimana peran semua pihak termasuk masyarakat, layanan kesehatan, pemerintah dan perusahaan berkerjasama dan memiliki tanggung jawab sama didalam masalah kesehatan masyarakat.

Didalam era globalisasi, kepentingan asing tidak bisa tidak merupakan faktor dominan didalam perkembangan suatu negara, sehingga peran negara sebagai pembuat kebijakan menjadi sangat penting didalam kehidupan bangsa dan rakyatnya. Pemahaman terhadap arus investasi sebagai suatu pendorong ekonomi suatu negara khususnya negara berkembang masih menjadi suatu pemahaman teoritis yang dianggap bersifat universal berlaku. Apapun jenis investasi yang masuk dari asing merupakan nilai tambah, padahal tidak semua investasi asing memberikan hasil positip dan berjangka panjang bahkan investasi asing dapat memberikan hasil negatip karena arus investasi tidak sebanding dengan arus balik modal yang diserap oleh ekonomi dalam negeri dan permasalahan lingkungan yang membahayakan kesehatan masyarakat. Penguatan nilai mata uang rupiah masih dianggap suatu kerugian bagi ekspor dalam negeri padahal sebaliknya akan memperkuat impor barang modal bagi fundamental kekuatan ekonomi negara jangka panjang. Penguatan nilai mata uang rupiah dianggap kerugian ekspor tanpa dibarengi kemampuan internal sektor industri melakukan efisiensi, maka kemandirian bangsa menjadi prioritas akhir didalam pengambilan kebijakan dan keputusan didalam ekonomi. Kemampuan membuat kebijakan dan keputusan strategis didalam hubungan antar negara menentukan ketahanan dan keamanan sistem nasional termasuk sistem kesehatan masyarakat yang dapat terpengaruh oleh keputusan ekonomi politik yang menentukan keberlangsungan eksistensi negara dan bangsa saat ini dan masa datang. Sebagai contoh dengan kelangkaan sumber daya alam di masa datang dan pemahaman bahwa negaranya tidak memiliki sumber daya alam yang memadai bagi rakyatnya, maka dengan instrumen perusahaan finansial berbentuk holding company dan memanfaatkan kesepakatan ekonomi bersama (non tariff barrier) maka jenis perusahaan ini mampu bersifat sebagai predator ekonomi menembus batas de jure dan de facto negara artinya tanpa memiliki sumber daya alam suatu suatu negara asing mampu mengeksploitasi negara lain tanpa disadari secara maksimal dan mensubsidi rakyatnya dengan kemasan investasi asing. Pemahaman terhadap sumber daya alam yang terbatas, menyebabkan skenario penumpukan cadangan alam sumber daya sendiri ditambah eksploitasi sumber daya negara lain untuk menjaga kestabilan ekonomi dan jaminan hidup bagi warga negaranya. Beberapa negara disamping melakukan penumpukan terhadap cadangan sumber daya alam, juga melakukan pencadangan pada tabungan nasional dalam mata uang asing yang tidak diperhitungkan didalam perhitungan cadangan devisa agar menjadi dana abadi bagi jaminan sosial masyarakat di masa datang dan terus bertambah. Dana abadi cadangan nasional ini diharapkan mampu memberikan hasil / return bagi jaminan sosial termasuk jaminan pendidikan dan kesehatan warga tidak mampu sehingga mengurangi beban anggaran negara.

Dengan melihat kondisi diatas, Indonesia harus menggali pemahaman potensi diri tanpa tergantung kepada pihak manapun, memahami ancaman dan tantangan serta menyusun strategi yang juga mendukung ketahanan dan keamanan nasional termasuk cadangan sumber daya alam dan upaya tabungan nasional untuk mencapai dana abadi jaminan sosial sehingga memberikan sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat didalam suatu ketahanan sistem kesehatan masyarakat. Suatu masyarakat sehat yang didambakan seharusnya tidak akan ada masalah busung lapar, gizi buruk dan kurang nutrisi yang seharusnya masih dapat dipantau dan dikendalikan oleh semua pihak. Apalagi masalah yang terkait dengan wabah penyakit seharusnya dengan sistem dan ketersediaan sumber daya termasuk dana, infrastruktur, SDM dan lainnya mampu mempertahankan dan mengembangkan sistem kesehatan masyarakat lebih baik lagi.